FJM 2025 Resmi Ditutup, Wabup Sikka Dorong Ketahanan Pangan Lewat Lumbung Desa

waktu baca 2 menit
Keterangan foto: Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi Supriadi (paling tengah), di malam penutupan Festival Jelajah Maumere (FJM) 2025, Sabtu (20/09/2025).

Sikka-Festival Jelajah Maumere (FJM) 2025 resmi berakhir pada Sabtu malam, 20 September 2025, di Lapangan Kota Baru Maumere.

Acara penutupan ditandai dengan ajakan Wakil Bupati (Wabup) Sikka, Simon Subandi Supriadi, agar masyarakat kembali membangun lumbung-lumbung padi di setiap desa sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan daerah.

Dalam sambutannya, Wabup Simon menekankan bahwa tema FJM tahun ini, Wini Ronan(g) yang berarti lumbung padi, harus benar-benar dimaknai.

“Mari kita buat lagi lumbung-lumbung padi di setiap kecamatan dan desa. Jangan terpengaruh dengan makanan instan, tapi kembali memanfaatkan pangan lokal kita,” ajaknya.

Keterangan foto:Moodbreaker salah satu grup musik yang tampil menghibur penonton dalam malam.penutupan Festoval Jelajah Maumere, Sabtu (20/9/2025) malam.

Menurutnya, Kabupaten Sikka memiliki potensi besar di bidang pertanian serta sumber daya manusia. Namun, potensi itu harus diiringi dengan tekad bersama agar Maumere menjadi daerah yang kreatif, produktif, unggul, dan mandiri.

“Jangan sampai festival ini hanya seremonial. Kita harus menjadikannya titik awal untuk bergerak maju dan meningkatkan produktivitas pangan lokal,” tambahnya.

Wabup Simon juga menyinggung program pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mengenai penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) lima tahun ke depan.

Ia menilai program tersebut hanya akan berjalan baik jika daerah mampu menopangnya dengan produksi pangan lokal.

“Satu dapur MBG di Sikka bisa membutuhkan 150 buah pepaya per hari. Kalau semua harus didatangkan dari luar, tentu ini ironis. Padahal kita bisa menghasilkan sendiri,” tegasnya.

Ia pun mengajak petani di Kabupaten Sikka untuk terus meningkatkan hasil pertanian dan memaksimalkan komoditas lokal agar ketahanan pangan daerah benar-benar terjaga.

Festival Jelajah Maumere 2025 yang berlangsung sejak 17 hingga 20 September ini mengusung tema Wini Ronan(g), dengan tujuan mempromosikan pariwisata, melestarikan budaya, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal melalui UMKM dan pelaku kreatif.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Petrus Kanisius, menyampaikan harapannya agar festival tahun depan digelar lebih meriah dengan menampilkan lebih banyak tarian serta budaya lokal Sikka.

“FJM sebaiknya punya ikon kegiatan khusus yang menjadi ciri khas, supaya berbeda dari festival lainnya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *