Erupsi Gunung Lewotobi: Tiga Bandara di Pulau Flores Ditutup Sementara, Ribuan Penumpang Terdampak
Tiga bandar udara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ditutup sementara akibat sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Erupsi yang terjadi sejak 17 Juni 2025 tersebut telah mengganggu operasional penerbangan di wilayah timur Indonesia, berdampak pada puluhan rute dan ribuan penumpang.
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyatakan bahwa hingga Rabu (18/6), ketiga bandara yang terdampak adalah Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere (ditutup hingga 19 Juni pukul 06.00 WITA), Bandara Soa di Bajawa (hingga 18 Juni pukul 17.00 WITA), dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Ende (hingga 19 Juni pukul 07.00 WITA).
“Kami memastikan keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas utama. Penutupan sementara ini dilakukan karena abu vulkanik sangat membahayakan operasional penerbangan,” ujar Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Cecep Kurniawan.
Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, tercatat mengalami tujuh kali erupsi dalam dua hari terakhir, dengan kolom abu vulkanik mencapai hingga 10.000 meter dan tersebar ke berbagai penjuru. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status gunung berada di Level IV (Awas).
Akibat kondisi tersebut, 26 penerbangan terdampak—terdiri dari 12 penerbangan internasional dan 14 domestik—dengan total penumpang lebih dari 14.000 orang.
“Denpasar menjadi titik dengan penumpang terdampak terbanyak, mencapai 10.560 orang, disusul Labuan Bajo 2.166 orang, Lombok 772, dan Maumere 451 penumpang,” tambah Cecep.
Bandar udara lain seperti Kupang, Sabu, dan rute konektivitas regional di Nusa Tenggara Barat serta Bali juga mengalami dampak operasional.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah mitigasi, termasuk opsi pembukaan Bandara Ngurah Rai di Bali selama 24 jam penuh serta kerja sama penyediaan transportasi laut dari Labuan Bajo.
“Kami juga mendorong semua maskapai untuk memberikan kompensasi penuh, termasuk opsi refund, reschedule, dan reroute, sesuai regulasi yang berlaku,” tegas Lukman.
Pemantauan dan koordinasi lintas sektor terus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kelancaran transportasi udara di tengah bencana alam ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan