Ansy Lema Sampaikan Pesan Persatuan Bangun NTT Saat Dialog Bersama MUI NTT

waktu baca 3 menit

Kupang – Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema bertemu dengan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT untuk berdialog dan bersama-sama menyampaikan pesan persatuan antar kelompok agama di NTT. Pertemuan tersebut berlangsung di Masjid Raya Nurussa’adah Kota Kupang, Jumat (27/09/2024).

Pertemuan ini diawali dengan ungkapan terima kasih dari Ketua Umum MUI NTT Bapak H. Mohamad Wongso kepada Ansy Lema atas kedatangannya yang telah menjawab kerinduan MUI untuk bertemu dengan calon pemimpin NTT.

“Pertemuan ini adalah wujud kerinduan kami untuk bertemu calon pemimpin NTT. Kami ingin dengar, ingin tahu ke mana NTT akan dibawa lima tahun ke depan,” sapa Mohamad.

Menjawab sapaan tersebut, Ansy Lema mengatakan bahwa dirinya yang saat ini menjadi salah satu calon Gubernur NTT, sudah seharusnya berkunjung dan bertemu seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga dan merawat keutuhan dan persaudaraan, khususnya keutuhan antar kelompok agama di NTT.

Menurut Ansy, NTT adalah milik semua lapisan masyarakat dan semuanya mencintai serta menjaga keutuhan NTT dengan caranya masing-masing.

“NTT ini milik kita bersama. Saya yakin kita semua cinta NTT dengan cara kita masing-masing,” ucap Ansy yang berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto tersebut.

Selanjutnya, Ansy Lema mengungkapkan bahwa dirinya telah terbiasa hidup dalam perbedaan. Ia bercerita bahwa dirinya dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang notabene terdiri dari kaum nasrani dan kaum muslim.

Dengan latar belakang tersebut, Calon Gubernur NTT dengan nomor urut satu (1) tersebut mengaku optimis bahwa jika dirinya diberi mandat oleh rakyat NTT untuk menjadi gubernur, ia akan menjadi pemimpin yang terbuka dan merangkul seluruh lapisan masyarakat, khususnya berbagai kelompok agama di NTT. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya ingin menjadi pemimpin yang dapat dimiliki seluruh lapisan masyarakat dan semua kelompok agama.

“Kalau Tuhan berkenan dan rakyat mendukung, saya yakin akan menjadi pemimpin yang mampu merangkul seluruh kelompok agama di NTT. Saya ingin menjadi pemimpin yang dimiliki seluruh kelompok agama,” tegas Ansy.

Ansy juga menjelaskan bahwa ketika berbicara tentang kemajuan di NTT, MUI telah cukup berjasa bagi negeri ini. Menurut Ansy, MUI berada pada derajat atau tingkatan yang sama dengan Keuskupan, Sinode maupun institusi agama lainnya. MUI dan organisasi-organisasi masyarakat Islam adalah mitra negara dalam pembangunan ekonomi rakyat.

Dalam pertemuan ini juga, Ansy berpesan agar semua unsur masyarakat menjaga keutuhan dan persaudaraan antar kelompok agama. Ia menjelaskan bahwa pilkada terjadi lima (5) tahun sekali, namun persaudaraan antar umat merupakan sesuatu yang akan terus ada dalam kehidupan masyarakat.

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa perbedaan pilihan dalam politik bukanlah alasan untuk memecah belah persaudaraan antar umat beragama di NTT.

“Saya berharap perbedaan pilihan politik jangan memecah belah kita. Pilkada hanya lima tahun sekali, persaudaraan kita kekal,” pungkas Ansy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *