Warga Desa Kringa, Sikka Alami Krisis Air Bersih Akibat Kemarau Panjang dan Guyuran Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

waktu baca 3 menit
Keterangan foto:Warga sedang mengambil air di sebuah kali di Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

MAUMERE-Warga Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang melanda wilayah itu sejak Juli lalu.

Namun saat ini, krisis air bersih semakin diperparah guyuran abu vulkanik dari erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, yang setiap hari mengalami erupsi hingga lima atau enam kali.

Theresia Suryanti, warga dusun Boganatar berkata, setiap tahun mereka mengalami kekeringan parah menyebabkan debit air berkurang sehingga tidak bisa dialirkan ke lokasi bak penampung.

“Lebih parahnya lagi air tercemar abu vulkanik.”

Ia mengungkapkan, kekeringan tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Air benar-benar susah didapatkan, sehingga mereka harus mencarinya sampai ke desa Hikong.

Setiap pagi dan sore, mereka harus pergi ke kali membawa ember maupun jerigen untuk mengambil air demi memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan mandi anak-anaknya yang masih sekolah.

“Saya dan juga tiga anak saya rutin ambil air setiap pagi dan sore. Kalau siangnya tidak pergi ke kebun berarti kami pergi cari air. “

“Kami ke kali kurang lebih 500 km jaraknya. Dulu air kali masih bersih, sekarang ada abu vulkanik. Mau tidak mau harus ambil untuk kebutuhan sehari-hari, kalau tidak kami ambil dari mana lagi,” kata Yanti kepada media ini, Kamis (19/9/2024).

Keterangan foto:Theresia Suryanti warga Desa Kringa, Kecamatan Talibura sedang menanti air yang akan dialirkan melalui pipa.

Ia mengatakan, selama ini mereka mendapatkan air dari mata air Helir dan Ledoneing yang berada di Desa Hikong yang dialirkan melalui pipa.

Biasanya, meskipun debit air berkurang, mereka masih sempat mengumpulkan tetesan air dari pipa yang patah.

“Tetapi sekarang satu tetes saja tidak muncul lagi.”

Untuk mengkonsumsi air kali yang sudah tercemar abu vulkanik, mereka harus menyaringnya berkali-kali. Bahkan setelah dimasak pun harus disaring lagi.

“Jadi sering anak saya, bahkan tetangga saya mengalami sakit perut. Saya duga salah satunya karena air yg sudah tercampur abu vulkanik.”

Ia pun berharap, pemerintah bisa membantu memberikan solusi krisis air bersih di wilayahnya.

“Minggu lalu ada mobil tengki dari BPBD Sikka yang antar air, kalau tidak salah tiga tengki untuk tiga tempat,” ungkapnya.

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Sikka, Puthu Bota mengatakan, Pemkab Sikka melalui BPBD Sikka telah mendistribusikan 39 tanki air minum bersih untuk warga terdampak kekeringan dan warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

“Pelayanan air minum bersih untuk warga terdampak kekeringan ini berdasarkan permintaan baik tertulis ataupun lisan yang masuk ke Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sikka,” ungkapnya Rabu (18/9/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *