Ada Penyegelan Akses Masuk Bendungan Wairita, Sikka, Ini Kata BWS Nusa Tenggara II
MAUMERE-Akses pintu masuk menuju Bendungan Wairita di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, diduga disegel pemilik lahan. Penyegelan ini mengakibatkan terhentinya aktivitas para pegawai yang berkantor di Bendungan Wairita.
Pantuan media ini, Selasa (9/1/2023) siang, tampak pintu masuk yang berada persis di samping Pos Jaga di Kampung Daranatar, tersegel. Ada plang bertuliskan ” Maaf DITUTUP. Ada penyelesaian lahan dulu!!!. Dari Kaka Bayu-Somasi”.
Kepada media ini, penjaga lahan Bendungan Wairita, Dominikus Deo menbenarkan bahwa pintu masuk menuju Bendungan Wairita telah ditutup sementara.
Menurutnya, penutupan ini dikarenakan sejak proyek rehabilitasi Bendungan Wairita sejak 2021 hingga selesai di tahun 2023 belum ada penyelesaiaan pembayaran lahan yang telah dipakai untuk sejumlah bangunan Bendungan Wairita oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan penutupan sementara sambil menunggu pihak yang bertanggung jawab hadir.
“Kami akan terus tutup sambil tunggu pihak BWS NT II dalam hal ini Kepala BWS NT II. Sebelumnya pengelola bendungan dan Satker juga sudah menjanjikan tetapi sama saja,” ujarnya.
Ia menuturkan, penutupan akses masuk ini sejak 1 Januari 2024.
PPK OP Wilayah Flores Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Junus Djobo kepada media ini via telepon mengatakan, penyegelan ini dikarenakan ada perjanjian antara PPK yang lama dengan pemilik lahan lokasi remedian Bendungan Wairita pada 2 atau 3 tahun yang lalu bahwa terhadap lahan yang terpakai akan diganti uang sirih pinang namun ternyata hingga saat ini uang sirih pinang yang dijanjikan itu belum diserahkan.
“Sebelumnya ada perjanjian untuk ada uang sirih pinang tetapi sampai saat ini uang sirih pinang itu belum diserahkan, sehingga tuan tanah tutup akses masuk ke lokasi Bendungan Wairita,” ujarnya.
Ia mengaku tidak mengetahui berapa besaran uang sirih pinang yang dijanjikan itu. Tadi saya tanya dengan pejabat yang lama hanya dia belum sampaikan berapa besaran dananya,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, pekerjaan Bendungan Wairita sudah dilakukan pembangunan 20 tahun lalu dimana saat awal membangun para tetua di kampung Wairita sudah menyerahkan lahan untuk pembangunan Bendungan Wairita namun tidak ada barang bukti berupa dokumen penyerahan. Apalagi para pejabat yang berwenang saat itu pun sudah pensiun semuanya.
Lanjutnya, terhadap item-item bangunan pada proyek remedial Bendungan Wairita yang berada pada lahan warga, dimana saat itu memang ada perjanjian bahwa akan ada uang sirih pinang namun ini tidak ditepati.
“Kesepakatan itu dari BWS bisa buka jalan masuk tetapi ada uang sirih pinang, hanya sa kurang tahu besaran uangnya,” jelasnya.
Ditanya apakah ada Berita Acara Penyerahan Lahan untuk pembangunan remedial Bendungan Wairita, ia mengaku akan mengecek lagi karena ada pergantian pejabat sebanyak 4 kali.
“Saya kordinasikan dengan pimpinan dulu dan saya mesti kordinasi dengan pejabat yang lama. Setelah saya dapat informasi nanti saya konsultasi dengan pimpinan tertinggi BWS,” ujarnya.