BPJS Kesehatan Tingkatkan Layanan di Daerah Terpencil Lewat RS Apung
FLORESPEDIA.I-BPJS Kesehatan yang hampir satu dekade melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada seluruh peserta JKN, termasuk mereka yang tinggal di Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan (DBTFMS).
BPJS Kesehatan berupaya memastikan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi peserta JKN sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang diperkuat oleh Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, setiap peserta Program Jaminan Kesehatan berhak mendapatkan manfaat jaminan kesehatan yang mencakup pelayanan perorangan, seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang dibutuhkan,” jelas Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati, saat mengunjungi Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan II untuk meninjau implementasi terbatas kompensasi pelayanan kesehatan bagi peserta JKN yang berada di Pulau Pemana, Nusa Tenggara Timur.
Penandatanganan kerja sama dengan Yayasan Dokter Peduli sebagai pemilik Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan II dan Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Dokter Peduli, Tutuk Utomo Nuradhy, Bupati Kabupaten Sikka yang diwakili Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sikka, Markus Kustandi Lerang, serta stakeholder setempat yang merupakan jajaran Pemerintah Daerah yang memiliki wilayah DBTFMS.
Lily mengatakan bahwa dalam proses kerja sama ini, BPJS Kesehatan berupaya menghadirkan terobosan, dengan harapan memberikan kemudahan dalam kolaborasi antara BPJS Kesehatan dengan pihak lain penyedia fasilitas kesehatan pada daerah terpencil.
Dalam hal ini kerja sama dapat dilakukan dengan pihak fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat, organisasi kemanusiaan, organisasi pelayanan kesehatan, universitas, atau pihak lain yang menyelenggarakan fasilitas kesehatan.
“Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang berkolaborasi dalam mendukung Program JKN. Hal ini sudah direncanakan sejak lama, karena semua peserta harusnya mendapatkan haknya sebagai peserta JKN. Namun jika dilihat banyak masyarakat yang berada di wilayah terpencil, sehingga kesulitan dalam mengkases pelayanan kesehatan terbatas. Kami pun berpikir untuk mendatangkan kemudahan akses layanan kesehatan, sehingga dapat diimplementasikan kegiatan hari ini. Hal ini tentu akan kami evaluasi dan tinjau terus untuk memaksimalkan peningkatan layanan JKN untuk masyarakat”, tutur Lily.
Saat ini BPJS Kesehatan mengedepankan Transformasi Mutu Layanan di seluruh tingkat layanan, baik pelayanan di kantor cabang maupun pelayanan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
“Hal ini dilakukan untuk memenuhi harapan peserta akan mutu layanan yang mudah, cepat, dan setara. Mudah dengan menunjukkan KTP sudah bisa dilayani, cepat dengan pelayanan cepat termasuk dengan implementasi antrean online, setara dengan tidak adanya perbedaan atau diskriminasi antara peserta JKN dengan pasien umum,” terang Lily.
Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat tercipta akses layanan kesehatan di daerah terpencil yang belum memiliki fasilitas kesehatan. Selain itu untuk meningkatkan pemerataan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia, sampai ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh fasilitas kesehatan.
Ketua Yayasan Dokter Peduli, Tutuk Utomo Nuradhy menyambut baik kerja sama ini.
Ia mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan tujuan didirikannya yayasan tersebut, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di daerah terpencil, yang memiliki kesulitan akses, sebagai wujud rasa nasionalisme pendiri Yayasan Dokter Peduli.
“Dalam pelayanan medis ini terdiri dari 19 tim yang dipimpin dan dikoordinir oleh satu dokter yang dibantu tiga orang relawan dokter spesialis (bedah, anastesi dan obgyn). Selain itu ada dokter spesialis lain, dokter umum, apoteker, analis laboratorium, dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kami berusaha memberikan pelayanan kesehatan, serta dukungan stakeholder yang berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” jelas Tutuk.
Tutuk berterimakasih atas segala dukungan dan apresiasi jajaran pemerintah daerah, serta pihak BPJS Kesehatan yang telah hadir untuk melaksanakan sebuah prosesi yang menjadi tonggak sejarah yang sangat baik dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di wilayah terpencil bagian timur.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Sikka yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali, menyampaikan cakupan UHC Kabupaten Sikka saat ini telah mencapai 98% dari total seluruh penduduk.
Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung langkah kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Rumah Sakit Apung.
“Di Kabupaten Sikka sendiri terdapat 18 pulau kecil dan terdapat 9 pulau yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi. Saya merasa kerja sama ini harus dibina dengan baik, dalam rangka meningkatkan kemudahan peserta JKN di daerah terpencil untuk mengakses layanan kesehatan yang menjadi haknya,” ujar Rudolfus.
Menurut Rudolfus, dalam 5 hari saja di dua pulau sudah ada lebih dari seribu warga yang dilayani di Rumah Sakit Apung ini.
Harapannya dengan adanya kerja sama ini masyarakat setempat dapat merasakan layanan kesehatan yang merata.
“Selain karena tenaga medis di pulau sangat terbatas, jarak dari pulau menuju rumah sakit umum daerah sangatlah jauh. Terima kasih sebesar-besarnya atas niat baik dalam melayani kesehatan masyarakat kami,” tutur Rudolfus.