Habiskan APBD Rp 518,3 Juta, Proyek Irigasi Tetes 10 Desa di Sikka Tidak Tuntas, Petani Kecewa
FLORESPEDIA.ID-Proyek bantuan irigasi tetes Dinas Pertanian Kabupaten Sikka bagi 10 Kelompok tani, hingga saat ini belum tuntas dikerjakan.
Akibatnya, kekompok tani penerima bantuan, belum bisa memanfaatkan untuk pengembangan hortikultura aneka sayur sistem irigasi tetes, sebagaimana tujuan diadakan proyek ini.
Dalam penelusuran media ini, kelompok tani penerima manfaat bantuan irigasi tetes proyek Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, mengeluhkan tidak tuntasnya pekerjaan pemasangan irigasi tetes di lahan pertanian kelompok.
Salah satu kelompok tani penerima manfaat proyek irigasi tetes yakni Kelompok Tani Gelekat Lewo Tanah di Desa Wairbleler, mengeluhkan mubazirnya bantuan irigasi tetes di kelompoknya.
“Orang dari Dinas Pertanian datang ketemu kami, bilang kami dapat bantuan irigasi tetes, kami senang karena ada perhatian dari dinas, kami terima kasih banyak. Ini kan untuk kebaikan bersama. Tetapi tidak selesai pasang, ini kami tidak tahu kenapa,” ujar Martinus Usi, Ketua Kelompok Tani Gelekat Lewo Tanah, Rabu (3/5/2023).
Lanjutya, kelompok taninya mendapat bantuan irigasi tetes sekitar akhir Desember 2021, dimana ada pemasangan instalasi irigasi tetes di kebun yang dikelola pihaknya.
Dalam pemasangan itu, pihaknya menyiapkan sejumlah 21 bedengan untuk pemasangan irigasi tetes.
“Setelah droping material irigasi tetes, selepas 2 minggu baru dilakukan pemasangan lagi selang irigasi tetes oleh Pa Yance. Tapi pemasangan ini tidak diselesaikan,” ujarnya.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan tidak diselesaikan pemasangan instalasi irigasi tetes itu.
“Lahan saya siapkan tidak ada kendala. Pa Yance mereka hanya bilang ada kekurangan soket. Saya tidak tahu itu apa. Kami menunggu saja,” ujarnya.
Dikarenakan menunggu sudah sampai masuk tahun baru dan sekarang sudah sampai tahun 2023, maka pihaknya pun mencabut kembali instalasi yang ada dan disimpan di rumah.
Sementara untuk tandon air dan menara penyangga tandon air juga disimpan begitu saja karena tidak dipakai.
Ia juga menuturkan, pihaknya menyesalkan dengan tidak diselesaikan pemasangan irigasi tetes ini sehingga pihaknya tidak bisa memanfaatkan untuk menunjang aktivitas bertani hortikultura.
“Saya kecewa. Kalau mau bantu te selesaikan, ini datang taruh barang habis lepas begitu saja,” ujarnya.
Kondisi serupa juga dialami Kelompok Tani Perintis di Desa Hoder. Di kelompok tani ini, hanya diantar peralatan instalasi irigasi tetes di rumah salah satu anggota kelompok, namun hingga hari ini peralatan irigasi tetes tersebut belum dipasang.
“Alat irigasi tetesnya ada tetapi belum dipasang. Waktu tahun 2021 itu kami belum siap lahan jadi belum dipasang,” ujar salah satu anggota kelompok tani Perintis yang enggan menyebut namanya.
Selain 2 kelompok tani di Desa Wairbleler dan Desa Hoder, masih ada 8 kelompok tani pada 8 desa yang juga menerima bantuan serupa. Namun, hingga kini irigasi tetes belum selesai terpasang.
Dalam laman, lpse.sikkkakab.go.id, disebutkan, proyek pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk pengembangan hortikultura aneka sayur dengan sistem irigasi tetes ini bersumber dari dana APBD tahun anggaran 2021 sebesar Rp 518,3 juta.
Terdapat 10 desa penerima bantuan irigasi tetes yakni Desa Nitakloang, Tebuk, Kolidetung, Wairbleler, Hoder, Koting A, Koting B, Tanaduen, Habi dan Desa Talibura.
Dari 10 Desa Hanya 2 Desa Selesai Pasang Irigasi Tetes
Dihubungi terpisah, mantan Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sikka, Kristian Armstrong S.ST membenarkan, pihaknya pada tahun anggaran 2021 ada proyek irigasi tetes untuk 10 desa di Kabupaten Sikka.
Dalam proyek irigasi tetes ini, pihak penyedia telah mengantar peralatan irigasi tetes ke titik bagi sesuai kelompok penerima. Selanjutnya tugas tim teknis dalam hal ini pihaknya menunjuk Pak Yance Maring sebagai tenaga ahli pemasangan.
Dikarenakan di saat itu barang itu sudah ada dan diantar tetapi kebetulan pengadaan di akhir Desember 2021, petani yang sudah ditentukan titik bagi itu hampir rata-rata di lahannya sudah ada tanaman. Sehigga kendalanya itu terkait waktu antara petani dengan Pa Yance yang ditunjuk sebagai tenaga ahli pemasangan,” ujarnya, Jumat (5/5/2023).
Lanjut Amstrong, kendala yang ditemui adalah lokasi pemasangan yang sudah ada tanaman dan ada pula sementra dalam rangka persiapan.
“Kami memang sudah kordinasi kontrol, kami sampaikan untuk segera selesaikan tetapi karena mungkin Pa Yance ada tawaran dengan pihak lain, ini tidak diselesaikan,” ujarnya.
Ia menuturkan, sesungguhnya kendala tidak diselesaikan pemasangan ini adalah karena waktu yang disediakan oleh tenaga ahli dengan petani yang mungkin sementara ada melakukanan penanaman, tidak sinkron.
“Memang ini kendalanya. Tapi barang itu lengkap diterima para petani semuanya” ungkap Amstrong.
Tugas kami memang memastikan asas manfaat itu dirasakan petani, tetapi karena kita sudah percayakan ke pihak yang memasang maka harus diselesaikan.
Ia menuturkan dari 10 desa penerima manfaat irigasi tetes, baru diselesaikan pemasangan di Desa Kolidetung dan Desa Habi, sementara 8 desa lainnya belum diselesaikan pemasangan instalasi irigasi tetes.
Ada Kendala dengan Kesiapan Lahan Petani
Dihubungu media, Tenaga Ahli Pemasangan Irigasi Tetes, Yance Maring, mengatakan, dalam proyek irigasi tetes Dinas Pertanian Sikka, ia bertugas sebagai tenaga teknis pemasangan irigasi tetes.
Sementara itu, ada 2 rekanan penyedia peralatan irigasi tetes dan penyedia menara air serta tandon air. Kendati demikian, pihak rekanan penyedia membeli peralatan irigasi tetes dari perusahannya. Selain itu, ia membantu dalam pemasangannya ke kelompok tani penerima bantuan irigasi tetes.
Ia menuturkan, dari 10 titik lokasi pemasangan itu, ia sudah mendroping di 9 kelompok tani di 9 desa sementara 1 kelompok tani di Desa Tebuk masih tertunda pendropingan materialnya, namun peralatan irigasi tetes masih ada di Dinas Pertanian Sikka.
Berbeda dengan mantan Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sikka, Kristian Armstrong, Yance Maring, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemasangan irigasi tetes di Desa Habi, Desa Koting A dan Koting B juga di Desa Kolidetung.
“Saya ini kan tugasnya instalasi. Untuk memastikan lahan itu siap atau tidak kan bukan urusan saya. Ketika lahan sudah siap, maka saya datang instalasi. Seperti di Desa Koting A dan Koting B, lahan sudah siap maka saya instalasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kendala yang dihadapi dalam pemasangan hanyalah terkait kesiapan lahan. Karena kalau lahannya belum disiapkan kelompok tani penerima manfaat, maka pihaknya tidak bisa melakukan pemasangan irigasi tetes.
“Sekarang kan tinggal kembali kepada petaninya. Kalau mereka sudah siap lahan maka kami siap pasang,” tegasnya.