Usai Bertengkar dengan Istri, Warga Litbang, Sikka Ini Akhiri Hidup dengan Gantung Diri
FLORESPEDIA.ID-Warga Jalan Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, dikejutkan dengan terjadinya peristiwa naas gantung diri pada Kamis (06/04/2023) malam.
Diketahui warga berinisial FK (29 tahun), mengakhiri hidupnya dengan gantung diri usai pertengkaran dengan istrinya di kediaman mereka di Jalan Litbang, Kota Maumere.
Kapolres Sikka, AKBP.Filipe Dias Quintaz melalui Kabag Humas, AKP.Margono pada Jumat (07/04/2023) pagi menuturkan, pada Kamis tanggal 06 April 2023 sekitar pukul 19.00 Wita, korban dan istrinya (saksi 1) sedang bertengkar di ruang tamu.
Setelah bertengkar korban masuk ke dalam kamar dan saat itu saksi I menelpon mama kecil korban (saksi II) dan setelah saksi II datang ,saksi I langsung menceriterakan kepada saksi II terkait pertengkarannya dengan korban.
Setelah bercerita, sekitar pukul 19.30 Wita, saksi I hendak memanggil korban untuk membahas pertengkaran mereka bersama saksi II dan disaat saksi I masuk ke dalam kamar korban, namun pintu dalam keadaan terkunci dan tidak ada jawaban dari dalam kamar, setelah saksi I memanggil korban sehingga saksi I langsung mendobrak pintu dan mendapati korban sudah dalam keadaan tergantung dengan menggunakan tali nilon warna biru.
“Saksi I langsung berteriak histeris dan saksi III langsung masuk ke dalam kamar dan ketika melihat keadaan korban, saksi III langsung berupaya menyelamatkan korban dengan melepaskan ikatan tali di leher korban dan langsung membawa korban ke RSU.dr .T.C Hillers maumere guna mendapat pertolongan medis,” ujar AKP.Margono.
Selanjutnya saksi IV pergi melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sikka. Pada pukul 20.30 wita piket SPKT Polsek Alok bersama kapolsek,kanit Reskrim dan kanit Intel mendatangi TKP.
Lanjutnya, menurut Dokter Jaga RSUD Tc. Hilers Maumere, dr. Aina Nur Aurora, korban diterima di IGD RSUD Tc. Hilers Maumere pada pukul 19.35 wita sudah dalam keadaan mayat.
“Dari hasil visum luar tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenasah dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah dengan membuat surat pernyataan penolakan autopsi,” ujarnya.