Telan Anggaran Rp 6,91 Miliar, Proyek Jalan Baru Kisa-Magepanda Disebut 3 Fraksi DPRD Sikka Mubazir dan Banyak Lubang Besar Sepanjang Jalan
MAUMERE-Proyek ruas jalan Kisa-Magepanda yang bersumber dari dana PEN sebesar 7,7 miliar dengan nilai kontrak Rp 6,91 miliar, berdasarkan hasil monitoring dari DPRD Sikka disebut sebagai proyek yang mubazir tak ada asas manfaatnya bagi warga.
Fraksi Golkar DPRD Sikka dalam Pemandangan Umum Fraksi Terhadap LKPJ Bupati SikkaTahun Anggaran 2022, Selasa (21/03/2023) malam, mengungkapkan LKPJ Bupati Sikka memuat output yang dicapai dari setiap program dan kegiatan.
Tentu saja ini belum menjadi gambaran yang utuh dari hasil sebuah kegiatan kerena yang paling penting adalah bagaimana Outcome dari kegiatan atau proyek tersebut.
“Apalah artinya output 100% kalau akhirnya mubazir danditerlantarkan. Pembukaan jalan Kisa Magepanda adalah contoh nyata proyek yang bersumber dari dana PEN sebesar 7,7 M dengan nilai kontrak 6,91 M sekarang tidak dapat dimanfaatkan masyarakat karena kondisinya yang sangat memprihatinkan,” ujar Ketua Fraksi Golkar, Antonius Hendrikus Rebu.
Lanjutnya, ekspektasi masyarakat agar setelah jalan itu dibuka dapat dimanfaatkan sirna, padahal proyek itu belum lama selesai dikerjakan tapi hampir seluruh titik pada ruas jalan itu mengalami kerusakan yang cukup parah. Sepanjang ruas itu materialnya dikikis banjir.
Fraksi Partai Golkar menyayangkan pembukaan jalan yang menelan anggaran yang begitu besar itu mubazir.
Sebaiknya sebelum membangun jalan pemerintah merencanakan dengan matang apalagi dengan kondisi keuangan sekarang ini sangat tidak mungkin dalam waktu dekat dialokasikan anggaran untuk peningkatan jalan di ruas itu.
Sementara itu, Juru Bicara Fraksi PKB, Petrus Woda dalam pandangan umum Fraksi PKB Terhadap LKPJ Bupati Sikka Tahun Anggaran 2022, menuturkan, Fraksi PKB meminta penjelasan dari pemerintah terkait pembangunan ruas jalan Kisa-Magepanda.
Lanjut Petu Woda, berdasarkan hasil monitoring fraksi, ditemukan bahwa pembangunan jalan tersebut “agak aneh”, sebab dalam laporan yang kita terima bahwa pekerjaan ruas jalan tersebut telah mencapai 92, 15 persen, namun dalam hasil pantauan fraksi, jalan yang dibangun bukan selayaknya “jalan baru” melainkan seperti “kali kecil” yang tentunya tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor kecuali pejalan kaki.
“Asas pemanfataan untuk masyarakat tidak ada sama sekali, oleh karena itu, fraksi meminta untuk segera menuntaskan pekerjaan tersebut sebelum kami akan 8melaporkan hal ini ke penegak hukum,” ujar Petu Woda.
Sementara itu, Fraksi Partai Amanat Nasional dalam pandangan umum fraksinya, mengungkapkan, fakta lapangan menunjukkan kondisi pembukaan jalan Kisa-Magepanda masih jauh dari harapan masyarakat Magepanda dan Mego.
Betapa tidak, kondisi jalan begitu miris karena hanya meninggalkan begitu banyak lubang besar sepanjang ruas jalan tersebut.
“Jelas pembukaan jalan tersebut sama sekali tidak berdampak pada peningkatan ekonomi karena dengan kondisi yang ada malah mempersulit mobilitas barang dan jasa pada ruas jalan tersebut,” ujar Philip Fransiskus.
Lanjutnya, dari sisi perencanaan pada ruas jalan tersebut, hemat fraksi jelas menunjukkan suatu perencanaan yang tidak matang karena sejatinya yang penting dan sunguh mendesak untuk di tangani adalah ruas jalan utama Lekebai-Wololangga yang menjadi ruas jalan utama untuk mobilitas manusia, barang dan jasa untuk 3 desa di Kecamatan Mego dari Desa Ghera, Desa Bhera dan Desa Liakutu.
“Bagi fraksi pembukaan jalan baru Kisa-Magepanda patut diduga menyimpan sebuah maksud tersembunyi yang harus ditelusuri secara lebih mendalam,” ujarnya.