Liga 3 El Tari Memorial Cup 2022 di Lembata, Perseftim Butuh Pemain Kedua Belas
LEMBATA – Kesebelasan Perseftim Flores Timur lolos ke babak 16 besar kualifikasi Liga 3 El Tari Memorial Cup dengan catatan cukup baik.
Mereka hanya menelan satu kali kekalahan melawan Persami Maumere. Dua laga sisanya melawan sang juara bertahan PS Malaka dan Persematim Manggarai Timur disapu dengan kemenangan.
Berada di posisi runner up grup A, Laskar Lewotana pun lolos otomatis. Namun, sepertinya sulit membayangkan tren positif Faisal Husein dan kawan-kawan akan berlanjut jika tanpa dukungan ratusan Perseftim Mania di stadion.
Ya, pada laga perdana melawan anak-anak Nian Tana Sikka, Perseftim seperti kehilangan arah. Bermain tanpa pola dan visi. Kehilangan daya juang.
Pelatih kepala Perseftim, Hengki Hallan mengakui kalau anak asuhnya bermain di bawah standar, jauh dari yang dia harapkan.
Akan tetapi siapa saja yang menyaksikan pertandingan tersebut pasti melihat perbedaan mencolok di tribun jika dibandingkan dengan laga melawan PS Malaka dan Persematim Manggarai Timur.
Berbeda saat melawan Persami Maumere, Perseftim meraih dua kali kemenangan dengan dukungan ratusan suporternya di tribun.
Mereka meneriakkan yel-yel dalam bahasa Lamaholot, ‘Sampe Dopi Kepo’ yang kurang lebih berarti sampai titik darah penghabisan.
Usai menundukkan PS Malaka, Hengki Hallan setuju kalau andil ratusan suporter di stadion turut membakar semangat anak-anak asuhnya itu sehingga bisa mencuri satu gol. Tapi, sekali lagi, performa Perseftim masih jauh dari skema yang dia inginkan.
Syukurnya, kemenangan dalam sepak bola ditentukan lewat jumlah gol yang bersarang di gawang lawan, demikian ujar Hengki.
Maka, tidak heran jika dia mengajak masyarakat Flores Timur untuk lebih banyak lagi memadati stadion Gelora 99 Lewoleba.
Sebab, Hengki sadar dukungan pemain kedua belas sangat membantu pasukannya berlaga di lapangan.
Puncaknya terjadi pada laga terakhir di babak penyisihan saat bentrok Persematim Manggarai Timur. Hingga jeda babak pertama, Perseftim malah tertinggal lebih dahulu 1-0 di menit ke-18 akibat blunder yang dilakukan pemain belakang Perseftim.
Tak punya pilihan, Hengki dan asistennya Cholid Mawardi memang mengintruksikan pasukannya untuk menyerang total karena mereka butuh minimal satu poin untuk bisa lolos.
Sementara, di tribun dan area keliling lapangan, para pendukung fanatik Flores Timur tak hentinya memberikan ‘teror’ kepada tim lawan dengan cara mereka. Secara dramatis, Baskara dan rekan-rekannya mampu melakukan comeback gemilang dengan keunggulan 2-1.
Meski sedikit tercoreng dengan ulah pendukung yang masuk ke dalam lapangan dan aksi lempar botol minuman kemasan, 11 pemain Perseftim rupanya tak bisa dibiarkan bermain sendiri.
Dukungan suporter langsung di stadion turut jadi penentu langkah Perseftim di babak knock out kompetisi sepak bola tertua di NTT ini.
Pada hari Selasa besok, Perseftim akan berjumpa Nirwana 04 Nagekeo, klub yang baru pertama mengikuti El Tari Memorial Cup. Tak perlu hitung-hitungan di atas kertas. Sadar sebagai pendatang baru, Nirwana datang ke Lembata tanpa target.
Nirwana tak punya beban sejarah. Juga belum punya ratusan pendukung fanatik seperti Perseftim. Tapi, dalam sepak bola, segala kemungkinan bisa terjadi. Lolos dari babak penyisihan bisa mengisi amunisi daya juang mereka di lapangan.
Omong kosong jika Nirwana tak ingin ciptakan sejarah atau setidaknya jadi bagian dari sejarah; memupus harapan masyarakat Flores Timur merengkuh piala El Tari.
Jika tak ada pemain kedua belas, bukan tidak mungkin Nirwana 04 Nagekeo memulangkan Perseftim lebih awal. Mereka butuh pemain kedua belas.
“Perseftim Flores Timur membutuhkan pemain kedua belas. Dengan mereka, Perseftim yakin tatap final dengan optimis,” ujar Hengki Hallan beberapa waktu lalu usai laga Perseftim Flores Timur mengalahkan Persematim Manggarai Timur 1-0.