Literasi Membantu Membentuk Karakter Generasi Bangsa
MAUMERE – Gema literasi yang digaungkan oleh Stefanus Gandi (SG) Institute sungguh sangat membantu untuk membentuk karakter dan menciptakan budaya literasi bagi siswa seminari sebagai generasi penerus bangsa dalam menghadapi perkembangan digital saat ini.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Romo Kepala Sekolah Menengah Atas, Seminari Maria Bunda Segala Bangsa Maumere, Raymundus Minggu, Senin (34/1)
“Gema literasi yang digaungkan oleh Stefanus Gandi (SG) Institute sungguh sangat membantu untuk membentuk karakter dan menciptakan budaya literasi bagi siswa seminari sebagai generasi penerus bangsa,” jelasnya Romo Kepala Sekolah itu disela-sela kegiatan Seminar yang bertema “Urgensi Literasi Jurnalistik dan Kewirausahaan
Dia juga menjelaskan bahwa perkembangan teknologi yang semakin maju merupakan tantangan bagi dunia pendidikan dan kewirausahaan.
Karena itu, lanjutnya literasi ini sangat penting untuk menciptakan budaya dan kultur yang baik bagi generasi bangsa kedepan agar mampu berinovasi, berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkomunikasi yang baik, dan bisa berwira usaha dengan baik.
“Perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri pada dunia pendidikan juga dunia usaha. Saya sampaikan kami dengan sungguh terbuka dengan senang hati dan rasa hormat yang dalam untuk kempat pembicara dan teman-teman Stefanus Gandi (SG) Institute, kami bisa menjadi bagian yang mendapatkan kesempatan literasi. Saya sampaikan ucapan terima kasih pada kesempatan ini,’ ujarnya.
Dikatakan Romo, perkembangan teknologi sejak beberapa tahun terakhir memang sungguh memaksa kepada generasi bangsa untuk lebih giat berpikir kritis dengan kesadaran penuh bahwa generasi ini harus sudah sadar masuk dalam kultur yang baru.
Karena itu, kata dia, unsur digital yang semakin berkembang didunia ini hanya bisa diterima melalui sebuah kultur atau budaya dengan berpikiri kritis. Kultur atau budaya Ini merupakan hasil proses dari pembiasan pembiasan yang terus dibentuk dengan sikap yang penuh selektif dan kritis.
Untuk menghadapi perkembangan teknologi yang terus berkembang maka sangat diperlukan budaya dan kultur yang positif yang mempu berinovasi. Sebagai generasi bangsa, perkembangan teknologi hanya bisa dihadapi dengan berpikir keritis dan berinovasi. Karena itu, sangat diperlukan budaya atau kultur yang positif.
“Budaya atau kultur itu diperlukan untuk membangun sikap yang positif dan produktif terhadap perkembangan zaman dengan tantangan yang kita sebut era 4.0 ke 5.0. budaya inilah yang direspon secara positif oleh teman-teman tim pembicara dan berbagi ilmu inspirasi. Literasi ini merupakan kesempatan yang luar biasa bagi Seminari Maria Bunda Segala Bangsa, agat bisa berinovasi dan tahu beriwira usaha diera disrupsi,” jelasnya lanjut.
Pada bagian lain, ia menjelaskan kegiatan seminar ini dengan sungguh-sungguh mengambil pesan dan sekaligus pelajaran besar untuk pengembangan diri bersama tantangan, dan peluang kita manfaatkan bagaimana kemampuan berinteraksi dengan segala macam persoalan dan kebutuhan yang harus kita antisipasi pada waktu-waktu yang akan datang untuk generasi kita
“Terutama generasi muda gereja bangsa yang memang harus semakin tangguh unggul” tutupnya.