Jadikan Bumdes Sebagai Sumber Uang, Kades Hadakewa, Lembata, akan Tolak Dana Desa
LEMBATA – Klemens Kwaman terpilih untuk periode kedua menjadi kepala desa Hadakewa, Kabupaten Lembata, di kampung halamannya, Kecamatan Lebatukan.
Sederet prestasi telah dia ukir dan membawa nama Hadakewa ke level Nasional.
Saat menjadi pembicara dalam acara talk show bertema wirausaha di Aula Kantor Camat Nubatukan, Kamis, 30 Desember 2021 malam, Klemens memaparkan perjuangan pemerintah desa menghidupkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) 7 Maret Hadakewa dengan produk unggulan Ikan Teri Hadakewa.
Kepala desa yang pernah mendampingi Presiden Joko Widodo pergi ke India ini mengungkapkan komitmennya menjadikan Hadakewa sebagai desa pertama yang menolak anggaran dari pemerintah kabupaten. Syaratnya dengan menjadikan Bumdes 7 Maret Hadakewa garda terdepan perekonomian di desanya.
“Anggaran dari kabupaten sudah ada posnya dan masuk dalam birokrasi kita ada di dalam sistem. Saya berusaha jadikan Bumdes garda terdepan perekonomian di desa,” ungkap Klemens dalam acara talkshow yang digelar Aliansi Mahasiswa Lembata (AML) Kupang ini.
Dia menargetkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Hadakewa mencapai Rp 100 juta dari sebelumnya pada masa pandemi COVID-19 hanya menjangkau Rp 70-an juta.
Tak hanya membuka pasar bagi para nelayan, memberdayakan masyarakat dengan mengolah produk ikan teri, kata Klemens, Pemerintah desa juga sudah punya unit usaha di bidang pariwisata yakni Hadakewa Night Paradise yang meraup untung tidak sedikit.
Di samping membuka lapangan kerja bagi 25 orang warga Hadakewa, lokasi wisata unggulan itu juga bisa menghasilkan untung bersih Rp 10 juta per bulan, bahkan lebih.
“Saya pikir bukan mustahil Bumdes bisa sumbang pendapatan lebih besar untuk desa. Dana desa suatu saat berhenti, pertanyaannya kalau dana desa berhenti desa masih bisa hidup atau tidak? Kalau hidup, mau hidup dari mana? Dengan investasi yang saya buat saya optimis desa bisa hidup,” kata Klemens sembari menambahkan bahwa aset Bumdes 7 Maret Hadakewa saat ini sudah mencapai Rp 500 juta.