Nasib Pilu 2 Anak Perempuan di Sikka, Dicabuli dan Diperkosa oleh Ayah Kandungnya
MAUMERE, florespedia.id– Seorang ayah di Desa Nangatobong, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, diduga melecehkan dan memperkosa orang anak kandungnya.
Aksi bejat ayah EE (40 tahun) terhadap kedua anak perempuannya, LNL (16 tahun) dan ED (15 tahun) ini terjadi di rumah kediamannya mereka di Kampung Kokowair, Desa Nangatobong, Kecamatan Waigete.
Kepada media ini, Rabu (29/9) siang, ibu kandung dari LNL dan ED, MY menuturkan, aksi bejat yang dilakukan oleh suaminya tersebut, baru diketahui dirinya, setelah anak perempuan ED memberitahukan kepadanya.
Kepada dirinya, ED menyampaikan bahwa bapaknya telah melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap dirinya dan juga kakaknya.
Saat kejadian itu, ia sedang ke luar rumah mengikuti doa katekese lingkungan.
“Kejadian pertama yang dialami anak saya ED ini pada tanggal 15 Juni 2021. Saat itu, dia baru keluar dari kamar mandi. Bapanya masuk ke dalam kamar dan meraba-raba bagian vital dari anak. Saat saya pulang baru dia beritahu. Kemudian kami pergi lapor Polsek Waigete. Tetapi urusan tidak lanjut karena saya dan anak putuskan cabut laporan. Pikirnya setelah itu dia berubah,” ungkap Ibu MY.
Lanjut MY, ternyata aksi bejat dari suaminya bukannya berkurang tetapi malah terus terjadi.
Hal senada diungkapkan anak ED. Dia mengatakan, Kejadian pertama yang dialami dirinya yakni pada tanggal 15 Juni 2021. Saat itu, dirinya baru keluar dari kamar mandi dan menuju kamar tidurnya.
Kemudian, bapaknya masuk ke dalam kamar dan meraba-raba bagian vital dari dirinya terutama di bagian payudara. Ia kemudian berontak dan menangis. Bapaknya kemudian melepaskannya.
Selain mencabuli dirinya, bapaknya juga mengancam akan membunuh ia, adiknya dan kakaknya kalau sampai dirinya melaporkan kejadian ini kepada mama atau ke keluarga. Tetapi, saat mamanya datang, kata ED, ia tetap melaporkan kejadian pencabulan yang dialami dirinya.
“Saat mama pulang baru saya beritahu. Kemudian kami pergi lapor Polsek Waigete. Tetapi urusan tidak lanjut karena saya dan mama putuskan cabut laporan. Kami pikir setelah itu bapa berubah,” ungkap ED.
Lanjut ED, usai ia dan mamanya tidak jadi memolisikan EE, kemudian dari keluarga membuat upacara adat. Dengan harapan kejadian buruk ini tidak terulang lagi.
Namun, ini hanya berlangsung tidak lama, sifat buruk dari EE kambuh lagi. Ia kembali melecehkan dan memperkosa kedua anak kandungnya.
Anak kembar satunya, inisial ED, sampai hari ini tidak diperlakukan buruk oleh EE karena dia mempunyai pembawaan diri seperti laki-laki atau berpenampilan tomboi.
Sejak kejadian itu, ED mengaku sering menangis sendirian di kamar. Dirinya juga malu karena tetangga dan teman sekolahnya juga sudah mengetahui. Sehingga, ia memutuskan berhenti sekolah di bangku kelas 2 SMP.
Anak lainnya yang juga menjadi korban kebejatan ayahnya, LNL menuturkan, ia merupakan anak sulung. Mereka 3 bersaudara yang mana semuanya anak perempuan.
Dirinya mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari ayahnya pada bulan 6 tahun 2018 lalu.
Saat itu, ia tidur di kamar bersama adiknya. Tiba-tiba bapaknya masuk ke kamar tidurnya dan meminta ia melepaskan bajunya.
Kemudian, bapaknya melakukan aksi bejatnya dengan menyuruhnya untuk memegang alat kelaminnya. Selain itu, bapaknya juga melecehkan dirinya dengan memegang payudaranya.
“Bapak paksa tetapi saya tidak mau. Bapak tetap paksa dan tarik tangan saya untuk pegang alat kelaminnya. Saya menangis dan tetap tidak mau,” ungkap LNL.
Usai kejadian pelecehan itu, bapaknya juga berani memaksa dirinya untuk melakukan persetubuhan saat ia dan bapaknya berada di kebun mereka.
“Bapak ancam saya. Kalau saya lapor mama dan lapor keluarga. Dia akan bunuh saya, bunuh mama dan bunuh kedua adik saya,” ungkap LNL.
Lanjutnya, karena terus dilecehkan dan sampai disetubuhi bapaknya, ia kemudian minggat dari rumah. Ia pergi ke rumah keluarga di Tanarawa.
MY menyampaikan, ia dan ketiga anaknya juga sudah pernah melaporkan kejadian ini kepada RT dan kepada pemerintah desa tetapi tidak ada penyelesaiannya.
Karena terus terusan anaknya dilecehkan dan diancam mau dibunuh, pada Minggu 19 September, dirinya dan anak-anak kemudian pergi melapor masalah ini ke Polsek Waigete. Namun, laporan ini sampai hari ini belum diterima karena polisi beralasan belum ada petugas piket saat itu.
Saat mereka pergi melaporkan ke Polsek Waigete, suaminya EE kemudian melarikan diri ke kawasan hutan di sekitar rumah mereka di Desa Nangatobong.
“Sampai hari ini dia belum kembali ke rumah. Dia lari bawa dengan parang ke dalam hutan,” ungkap MY
Pantauan media ini, Ibu MY dan kedua anaknya kemudian mendatangi Marga siswa PMKRI Maumere untuk mengadukan kasus kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami dirinya dan kedua anaknya.